Dunia di mta Muslim dan Kafir
7. وعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ » رواه مسلم
Dan dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu dia berkata, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: ((Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir)) H.R. Muslim.
Faedah-faedah dari hadits yang mulia ini diantaranya:
1. Hadits ini memiliki dua tafsiran:
Dimisalkan dunia seperti penjara bagi mukmin yaitu seorang mukmin, keimanannya mengikat dirinya dari hal-hal yang terlarang adapun orang kafir berbuat apa saja yang ia kehendaki.
Makna kedua: seorang mukmin walaupun ia orang yang paling nikmat hidupnya di dunia jika dibandingkan apa yang Allah janjikan baginya di surga, maka dunia itu seperti penjara. Dan orang kafir kebalikannya. Sesungguhnya ia walaupun ketika di dunia adalah orang yang paling sengsara, itu jika dibandingkan dengan siksa neraka maka dunia itu surga baginya.
2. Dunia menjadi penjara bagi orang mukmin yang meninggalkan kelezatan dunia dan syahwatnya. Adapun yang tidak meninggalkan kelezatan syahwat yang diharamkan dan bersenang-senang dengannya maka dunia itu penjara apa baginya?
3. Dunia menjadi penjara mukmin itu bertingkat-tingkat sesuai dengan keadaan penghuninya dalam menjalani kewajiban-kewajibannya dan meninggalkan keharaman-keharaman di dalamnya.
4. Hadits ini memiliki hikmah yang tinggi agar seorang mukmin tidak condong kepada jalan orang-orang kafir yang bebas lepas dalam menjalani kehidupan dunia sehingga tidak ada halal-haram bagi mereka.
5. Dunia hakekatnya adalah negeri ujian bagi orang-orang mukmin. Orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan, merekalah yang memahami hakekat dunia dan hakekat keberadaannya di dunia.
6. Jika telah jelas bagi seorang mukmin bahwa dunia adalah negeri cobaan maka hendaknya seorang mukmin bersabar atas hukum Allah dan ridha terhadap takdir dan ketentuan-Nya.
7. Wajib atas seorang mukmin untuk menjadikan kehidupannya di dunia seperti orang yang di penjara yang penuh dengan peraturan dan batasan-batasan yaitu syariat-syariat Allah.
8. Adanya anjuran bagi seorang mukmin untuk berpaling dari kecintaan kepada dunia dan untuk tidak tenggelam dalam gemerlap dunia. Dan terkandung di dalamnya anjuran untuk merindukan akhirat.
9. Seorang kafir hilang kebaikan-kebaikannya di kehidupan dunia.
(Lihat: Syarh Muslim An-Nawawiy, Badai'ul Fawaid Ibnul Qayyim, Jami'ul Ulum wal Hikam Ibnu Rajab, Qa'idah fil Mahabbah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Mirqatul Mafatih Mula Ali Al-Qariy, Bahjatun Nazhirin Al-Hilaly)
HUKUM BEDAH DAN OTOPSI JENAZAH MUSLIM
-
Praktek yang dilakukan oleh fakultas kedokteran untuk mengetahui seluk
beluk organ tubuh manusia agar bisa mendeteksi setiap organ tubuh yang
tidak norm...
12 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar